Pernahkah kau dengar ceracau Desember tentang dirinya yang selalu menjadi akhir?
Atau kutukan musim dingin yang selalu membersamainya?
“Tuhan, bisakah kau lepas simpul belenggu yang mengikatku di sini? Paling tidak untuk melihat seseorang meminum teh tanpa gigil?”
Pernahkah kau dibisiki keletihan Desember yang tak diacuhi mentari di barat.
Ia bahkan muak dengan 12 yang selalu mengembarinya.
“Aku tendang saja angka 2 itu,” katanya.
Jelaga Januari takpernah berhenti mengoyak anyaman asanya. Hanya hujan di timur yang dapat menyampaikan cintanya pada Februari.
Atau kutukan musim dingin yang selalu membersamainya?
“Tuhan, bisakah kau lepas simpul belenggu yang mengikatku di sini? Paling tidak untuk melihat seseorang meminum teh tanpa gigil?”
Pernahkah kau dibisiki keletihan Desember yang tak diacuhi mentari di barat.
Ia bahkan muak dengan 12 yang selalu mengembarinya.
“Aku tendang saja angka 2 itu,” katanya.
Jelaga Januari takpernah berhenti mengoyak anyaman asanya. Hanya hujan di timur yang dapat menyampaikan cintanya pada Februari.
*Puisi yang mengantagonisi siapapun
ahahahah…kereen kereen kereen,:)) :))*mw ngakak =))
padahal dibuat dengan berpikir keras mendengarkan bisikan Februari :p
*ngakak akhirnya bikin juga :p
hanya membutuhkan waktu 15 menit :p
setorin :p
nebeng MP mbak titin aja :)*minta dicopas dengan anoname hehe
jiyaaah.. :d
😛
boleh jg…bahasanya dalem yah…unik campuran kata2nya
hehe.. aku dibisikin sama Februari xixixi
*keukeuh, dibisikin feb*-musuhinjanuari :((*
kasihan dikit sama Februari dong! Pengen ketemu Desember nggak bisa-bisa :p
febuari lewaat, kan masih ada maret sma april aah, :p*santai kipas2*
dasar mbak tin :p
:))
Puisi bagus ^^b
benér nih daléém bgt puîsinya.Kl yg februari dan januari udah bs d kira2 :-D. Lha siapakah desember yôô
sumpeh..baru kali ini aku tercengang..bukan baca puisinya, tapi baca komen ku dah ada dibawah sana..OMG..kutukan hibernasi mulai merasuki..
efek antrean panjang mungkin :))
ndak usah dikira-kira :p